contoh membuat Laporan PKL Pertanian
TEKNIK PERBANYAKAN
VEGETATIF TANAMAN JAMBU AIR (Syzygium Aqueum) SECARA SAMBUNG PUCUK
DI CV. AGRO UTAMA MANDIRI LESTARI KEDIRI
LAPORAN
PRAKTEK KERJA
LAPANG
(PKL)
Disusun oleh :
ARIF
HIDAYATULLAH
Nim : 14 54 211 0002
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PETANIAN
UNIVERSITAS
WAIDIYAH KEDIRI
2016
TEKNIK PERBANYAKAN
VEGETATIF TANAMAN JAMBU AIR (Syzygium Aqueum) SECARA SAMBUNG PUCUK
DI CV. AGRO UTAMA MANDIRI LESTARI KEDIRI
LAPORAN
PRAKTEK KERJA
LAPANG
(PKL)
Disusun oleh :
ARIF
HIDAYATULLAH
Nim : 14 54 211 0002
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PETANIAN
UNIVERSITAS
WAIDIYAH KEDIRI
2016
TEKNIK PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN
JAMBU AIR
(Syzygium Aqueum) SECARA
SAMBUNG PUCUK
DI CV. AGRO UTAMA MANDIRI LESTARI KEDIRI
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
Disusun Guna Memenuhi Sebagai Syarat- Syarat Yang Diperlukan Untuk
Mendapat Gelar Sarjana Pertanian Pada Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Wahidiyah Kediri
Disusun Oleh :
Arif Hidayatullah
14 54 211 0002
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WAHIDIYAH
KEDIRI
2016
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL :TEKNIK
PERBANYAKAN VEHETATIF TANAMAN
JAMBU AIR (Syzygium Aqueum) SECARA
SAMBUNG PUCUK DI CV. AGRO
UTAMA MANDIRI
LESTARI KEDIRI.
NAMA
: ARIF HIDAYATULLAH
NIM : 14 54 211 0002
FAK/JUR : PERTANIAN / AGROTEKNOLOGI
Telah diperiksa dan telah disetujui oleh :
Pembimbing lapangan, Dosen pembimbing,
Tarwa Mustopa, SP Didik Joko Santoso,
SP. MMA
Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Jurusan Agroteknologi,
Ir. Zainal Abidin, M. Pd. I Agus
Kholik, SP. M. agr
LEMBARAN PENGUJI
JUDUL : TEKNIK
PERBANYAKAN VEHETATIF TANAMAN
JAMBU AIR (Syzygium Aqueum) SECARA
SAMBUNG PUCUK DI
CV. AGRO UTAMA
MANDIRI LESTARI KEDIRI.
NAMA
: ARIF HIDAYATULLAH
NIM : 14 54 211 0002
FAK/JUR : PERTANIAN / AGROTEKNOLOGI
TANGGAL UJIAN :
Menyetujui Dosen Penguji,
Penguji 1 Penguji
2
Didik Joko Santoso, SP. MMA Bromantyo Ardi Swandaru, SP. MMA
Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian, Ketua
Jurusan Agroteknologi,
Ir. Zainal Abidin, M. Pd. I Agus Kholik,
SP. M. agr
RIWAYAT HIDUP
Nama : Arif Hidayatullah
Tempat
Tanggal Lahir : Pardasuka, 04 November 2016
Alamat
: Dusun Sukatinggi, RT/RW 001/005, Desa
Pardasuka,
Kecamatan Katibung, Lampung Selatan.
Jenis
Kelamin : Laki- laki
Agama : Islam
Anak
(ke) : 4 (Empat) dari 5 bersaudara
Status
Keluarga : Anak Kandung
Hobi : Olah Raga Badminton
Pendidikan.
1.
SD N
1 Pardasuka, Katibung
2.
SMP
N 1 Tanjungan, Katibung
3.
SMA
YPPL Panjang, Bandar Lampung
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH
SWT yang telah melimpahkan hidayah,
taufik, rahmat serta inayahnya, syafa’at tarbiyah baginda agung Rosulilahi SAW,
barokah nadroh beliau sultonul Auliya’ fii hadzaz Zaman RA, tak lupa berkat Do’a
restu Hadrotul mukharom Kanjeng Romo KH.
Abdul Latif Madjid, RA Pengasuh Pondok Pesantren Kedunglo Al-Munadhoroh
kota Kediri. Sehingga dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan (PKL)
yang berjudul Teknik
Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Air
(Syzygium Aqueum ) Secara Sambung Pucuk Di Cv. Agro Utama Mandiri
Lestari jln Raya Desa Mangunrejo Kec.
Ngadiluwih Kab, Kediri hingga laporan ini selesai.
Dengan selesainya
Praktek Kerja Lapang (PKL) Selama kurang lebih 1 bulan dari tanggal (15
februari sampai 05 maret 2016) di CV. Agro Utama Mandiri Lestari , Dan tak lupa
peneliti ucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada beliau yang terhormat :
1.
Hadrotul
Mukarrom Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid, RA Pengasuh Perjuangan Wahidiyah
dan Pondok Pesantren Kedunglo
Al-Munadhoroh.
2.
Bapak Ir. Zainal Abidin M,Pd.I selaku Dekan
Fakultas Pertanian
3.
Agus
Kholik, SP. M. Agr, selaku
ketua Jurusan Fakultas Pertanian
4.
Bapak Didik Joko
Santoso, STP. MMA, Selaku Dosen Pembimbing 1 PKL
5.
Bapak Bromantyo
Ardi Swandaru, SP, MMA, selaku Dosen Pembimbing
2 PKL
6.
Bapak Tarwa
Mustopa, SP. Selaku pemilik lahan dan ketua CV. Agro Utama Mandiri Lestari
sekaligus pembimbing lapangan dalam membantu kegiatan PKL
7.
Bapak Yasin
selaku wakil ketua yang telah mendampingi dan membantu memberi pengarahan dalam
kegiatan PKL.
8.
Dan juga rekan-
rekan mehasiswa, serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
Praktek Kerja Lapangan.
Dapat
menyelesaikan laporan PKL ini, kuucapkan terimakasih teriring Do’a : “Jazaa kumullohuu khoirooti wa sa’aadatid
dunya wal aakhiroh” Amin.
Semoga ALLAH SWT salalu
melimpahkan Rahmatnya kepada semua pihak yang berkenan dengan rela hati untuk
membantu dalam menyusun laporan PKL Akhirul kalam, Peneliti berharap semoga laporan
PKL ini benar – benar dapat bermanfaat bagi para pembaca guna untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman lebih lanjut.
Kediri,27 maret 2016
penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vii
ABSTRAK................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1
Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2
Tujuan Kegiatan
.............................................................................. 3
1.3
Manfaat ........................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 4
2.1
Sejarah Tanaman
Jambu Air ............................................................ 4
2.2
Taksonomi
Tanaman Jambu Air ...................................................... 4
2.3
Morfologi
Tanaman Jambu Air ....................................................... 5
2.4
Syarat Tumbuh
Tanaman Jambu Air ............................................... 6
2.5
Varietas Tanaman
Jambu Air .......................................................... 14
2.6
Pasca Panen
Jambu Air ................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 21
3.1
Tempat dan waktu
pelaksanaan PKL ............................................. 21
3.2
Metode PKL ................................................................................... 21
3.3
Jadwal kegiatan
PKL ...................................................................... 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 25
4.1
Profil
perusahaan ............................................................................. 25
4.2
Pembahasan
Kegiatan ..................................................................... 26
4.3
Alat dan Bahan ............................................................................... 28
4.4
Macam- macam penyambungan ..................................................... 28
4.5
Faktor – Faktor
Yang mempengaruhi keberhasilan sambungan ..... 29
4.6
Pemasaran ....................................................................................... 30
A. Persaingan
dan peluang pasar ............................................. 30
B. Harga
Bibit .......................................................................... 31
C. Proses
Pemasaran Bibit ....................................................... 32
D. Kendala
Pemasaran ............................................................. 33
4.7
Teknik
perbanyakan tanaman jambu air .......................................... 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 39
5.1
Kesimpulan ..................................................................................... 39
5.2
Saran ............................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 41
DAFTAR TABEL
No. Teks Halaman
01. Daftar
Jadwal Kegiatan PKL .............................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Jambu air berasal dari daerah Indo Cina dan Indonesia, tersebar ke
malaysia dan pulau – pulau di pasifik. Selama ini masih terkonsentrasi sebagai
tanaman pekarangan untuk konsumsi keluarga. Buah jambu air tidak hanya sekedar
manis menyegarkan, tapi memiliki keragaman dalam penampilan. Jambu air
dikategorikan salah satu jenis buah – buahan potensial yang belum banyak
disentuh pembudidayaanya untuk tujuan komersial. Sifatnya yang mudah
busukmenjadi masalah penting yang perlu dipecahkan. Buahnya dapat dikatakan
tidak berkulit, sehingga rusak fisik sedikit saja pada buah akan mempercepat
busuk buah. Umumnya, ketersediaan dan kwalitas bibit jambu air dikalimantan
barat masih belum memadai, dikarenakan para penakar belum memiliki prosedur
perbanyakan dengan cara sambung yang ideal bagi tingkat keberhasilan bibit
jambu air. Kondisi ini mengakibatkan rendahnya tingkat keberhasilan terhadap
penyambungan bibit jambu air. Perbanyakan dengan cara sambung pucuk yang
merupakan salah satu metode perbanyakan vegetatif dapat menghasilkan bibit
tanaman jambu air dalam jumlah besar dan mempunyai kesamaan sifat dengan
tanaman induk yang dipakai sebagai entris (Gradner, F. D, R.Benet P. Roger, dan
L, Mitchell. 1991)
Syzygium adalah nama
genus tumbuhan berbunga anggota famili Myrtaceae. Anggota genus Syzygium ini
merupakan perdu atau pohon yang selalu hijau dan berakar tunggang serta
memiliki ranting membulat atau persegi (Susilo, 2013). Backer & Brink
(1963) menyatakan bahwa Syzygium memiliki daun tunggal dengan duduk daun
berhadapan. Bunga Syzygium tumbuh
diujung atau ketiak daun, jarang sekali yang tumbuh dibatang utama.
Kelopak dan mahkota bunga umumnya berjumlah masing masing 4 helai. Genus Syzygium
dahulu termasuk kedalam genus Eugenia. Beberapa ahli kemudian secara
cermat melihat perbedaan mencolok diantara beberapa tanaman pada genus
tersebut. Oleh karena itu beberapa tanaman yang berkarakter mirip dikelompokan
kedalam genus lain yaitu Syzygium . bunga merupakan karakter morfologi
yang membedakan Syzygium dengan Eugenia. Syzygium memiliki bunga
yang tumbuh diketiak ranting yang kecil dan pendek (Hariyanto, 2001).
Jambu memiliki banyak spesies yang menghasilkan buah, memiliki
penampakan indah dan menghasilkan komoditas industri sehingga banyak disukai
orang. Umumnya terdapat 2 spesies jambu air yang dikenal yaitu jambu air kecil
(Syzygium aqueum) dan jambu air besar atau jambu air semarang (Syzygium
samarangense). Awal abad 20, jambu air telah dibudidayakan di beberapa negara
seperti jamaika dan suriname, kini jambu air telah banyak ditanam dan
dikembangkan dinegara negara seperti indi, thailan, cina, amerika tengah dan
selatan (Susilo, 2013)
1.2
Tujuan
Kegiatan
1.
Menambah
wawasan dan melatih mahasiswa agar dapat menyesuaikan dari pada dunia nyata
(lapangan kerja).
2.
Agar
mahasiswa memiliki pengalaman yang kelak menjadi bekal bila suatu saat nanti
terpanggil kerja pada suatu perusahaan atau instansi tertentu.
3.
Mengetahui
situasi serta kondisi didunia nyata sehingga memecahkan masalah- masalah yang
mungkin terjadi sehubungan dengan pekerjaan yang dilaksanakan.
4.
Mengetahui
dan mempelajari bagaimana cara perbanyakan vegetatif tanaman buah di CV. Agro
Utama Mandiri Lestari.
1.3
Manfaat
1.
Mahasiswa
Dapat memperoleh pengalaman dan ilmu yang dapat diterapkan atau sebagai bekal
disuatu hari
2.
Mahasiswa
menjadi lebih disiplin, bertanggung jawab dan memiliki sikap dan mental yang
berwira usaha
3.
Menjalin
hubungan kerjasama yang baik antara pihak perusahaan atau tempat pkl dan pihak
mahasiswa maupun kampus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sejarah
Tanaman Jambu Air
Menurut Eugenia
Javanica lamk, 1789 (part) Eugenia mindanaensis C,B Robinson (1909), Jambu air
adalah tumbuhan dalam suku jambu – jambuan atau Myrtaceae yang berasal dari
asia tenggara. Jambu air sebenarnya beda dengan jambu semarang (Syzygium
semarangense), kerabat dekatnya yang memiliki pohon dan buah hampir serupa.
Beberapa kultivarnya bahkan sukar dibedakan, sehingga kedua – duanya kerap
dinamai dengan nama umum jambu air atau jambu saja. Jambu air mudah ditanam dan
dibudidayakan.
2.2
Taksonomi
tanaman jambu air
Klasifikasi jambu air menuurut Cronquist (1981) adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Sublass : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili :
Myrtaceae
Genus : Syzygium
2.3
Morfologi
tanaman jambu air
2.3.1
Akar
(Radix)
Akar jambu air
termasuk dalam akar tipe tunggang yang pertumbuhanya cepat. Akar tunggang
mempunyai akar yang lurus kedalam tanah, dan tumbuh cabang akar. Cabang akar
bercabang – cabang lagi dan cabanfnya yang paling akhir umumnya lembut dan
tipis (rambut akar). Panjang akar bisa mencapai 3 – 4 m.
2.3.2
Batang
(caulis)
Termasuk batang
berkayu (lignosus), keras, kuat, kasar, berwarna coklat muda berbercak coklat,
lesanya kerak (kulit bagian luar) tipis berwarna coklat saat kulit batang mati.
Arah tumbuh batang bengkok bengkok, garis tengah 10 – 15 cm, mahkota pohon agak
rendah dan tidak teratur, tidak begitu rindang. (kaisius hal 17, 1975).
2.3.3
Daun
(Folium)
Termasuk daun
tunggal, tersebar, bentuk dasar daun lonjong, tepinya rata, ujung tumpul,
pangkal membulat, dan kadang pangkal daun memeluk batang, panjang antara 15-20
cm, lebarnya antara 5-7 cm, pertulangan menyirip,warna hijau. Termasuk daun tak
lengkap, hanya terdiri atas tangkaidaun ( petiolus) dan helaian daun saja
(lamina). Daging daun seperti perkamen (perkamenteus), tipis tetapi cukup kak.
Permukaan daun gundul (glaber). Serta berhadap hadapan. (kanisius hal 17, 1975)
2.3.4
Bunga
Agak besar ,
duduk, berbau harum, bunga cepat layu, kelopak daun seperticangir, terdiri dari
4 pita , pipa kelopaknya berwarna kuning hijau, halus , berbintik – bintik.
2.3.5
Buah
Bentuk lonceng
atau gangsing, panjang antara 3 – 5 cm, masih muda berwarna hijau kekuningan
dan memerah setelah tua, setelah dewasa biasanya mengandung banyak air, daging
buah berwarna putih dengan kulit buah merah, termasuk buah sejati tunggal
berdaging (cornosus). Pada buah dewasa kadang kadang masih berlekat tangkai
sarinya yang sudah mati dan berwarna coklat. Barbau harum serta rasanya sedikit
manis. Jumlah biji 1 – 6. (kanisius hal 17, 1975)
2.3.6
Biji
Berbentuk
seperti ginjal, diameter ± 1,5 cm, putih kecoklatan, dengan selaput putih
sebagai kulit bijinya. Terdapat sekat sekat yang memisahkan biji satu dengan
yang lainya, merupakan derivate dari endokarpium yang berserabut.
2.4
Syarat
tubuh tanaman jambu air
2.4.1
Iklim
optimum untuk jambu air
Iklim meliputi
beberapa komponen yang berkaitan satu sama lain, adapun kondisi iklim yang
diperlukan dalam budidaya jambu air adalah :
1.
Angin
sangat berperan dalam pembudidayaan jambu air. Angin berfungsi dalam membantu
penyerbukan pada bunga.
2.
Tanaman
jambu air akan tumbuh baik didaerah yang curah hujanya rendah/kering sekitrar
500 – 3000 mm/tahun dan musim kemarau 4 bulan. Dengan kondisi tersebut, maka
jambu air akan memberikan kwalitas buah yang baik dengan rasa lebih manis.
3.
Cahaya
matahari berpengaruh terhadap kwalitas buah yang akan dihasilkan . intensitas
cahaya matahari yang ideal dalam pertumbuhan jambu air adalah 40 – 80%.
4.
Suhu yang cocok untuk pertumbuhan tanaman
jambu air adalah 18 – 28°C.
5.
Kelembapan
udara antara 50 – 80 %
2.4.2
Tanah
1.
Tanah
yang cocok untuk tanaman jambu air adalah tanah yang subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik.
2.
Derajat
kemadaman tanah (pH) yang cocok sebagai media tanam jambu air adalah 5,5 – 7,5.
3.
Kedalaman
kandungan air yang ideal untuk tempat tanaman jambu air adalah 200 – 500 cm.
4.
Tanaman
jambu air sangat cocok tumbuh pada tanah datar.
2.4.3
Ketinggian
tempat
Tanaman jambu
air mempunyai daya adaptasi yang cukup besar dilingkungan tropis dari daratan
rendah sampai tinggi yang mencapai 0 – 700 mdpl.
2.4.4
Pembibitan.
Meskipun bisa
dibiakan dengan biji, tetapi tanaman ini lebih sering dibiakan dengan cara
vegetatif. Bibit asal stek, okulasi, atau cangkok dapat dibeli di alamat alamat
penjual bibit. Seandainya ingin mencangkok sendiripun tingkat keberhasilan
sangat tinggi karena tergolong sangat mudah dilakukan.
Bibit vegetatif
yang hendak ditanam dikebun atau halaman sebaiknya memiliki tinggi antara 0,5 –
1 m. Daunya sudah cukup banyak dengan cabang paling sedikit 3 buah. Bibit harus
berpenampilan segar dan sehat. Biasanya dalam waktu kurang dari 2 tahun. Bibit
ini sudah menghasilkan buah (Ir. Nazarudin dan Ir. Fauziah Muclisah, 1994).
2.4.5
Pengolahan media
tanam
A.
Persiapan lahan
Calon tempat tumbuh tanaman jambu air harus
dibersihkan dahulu dari berbagai pengganggu seperti: rerumputan, semak/onak dan
binatang. Lahan hanya diolah di lubang tanam dan dilaksanakan 15-30 m hari
sebelum tanam. Jarak tanam jambu air adalah 8 x 8 m dengan lubang tanam
berukuran 60 x 60 x 60 cm.
B.
Pembukaan Lahan
Tanah yang akan dipergunakan untuk Tanaman jambu
air dikerjakan semua secara bersama, tanaman pengganggu seperti semak-semak dan
rerumputan dibuang, dan benda-benda keras disingkirkan kemudian tanah dibajak
atau dicangkul sampai dalam, dengan mempertimbangkan bibit yang akan ditanam.
Bila bibit berasal dari cangkokan pengolahan tanah tidak perlu terlalu dalam
tetapi bila hasil okulasi perlu pengolahan yang cukup dalam. Kemudian dibuatkan
saluran air selebar 1 m dan kedalam disesuaikan dengan kedalaman air tanah,
guna mengatasi sistem pembuangan air yang kurang lancar. Tanah yang kurus dan
kurang humus/tanah cukup liat diberikan pupuk hijau yang dibuat dengan cara
mengubur ranting-ranting dan dedaunan, dengan kondisi seperti ini dibiarkan
selama kurang lebih 1 tahun kemudian dilanjutkan pembuatan bedengan sesuai
dengan kebutuhan.
C.
Pengapuran
Pengapuran tanah sebaiknya dilakukan 1 atau 2
bulan menjelang hujan.
D.
Pemupukan
Sebelum penanaman kedalam lubang tanam perlu
dimasukkan pupuk kandang sekitar 1 blek minyak tanah. Jika perlu ditambah 2
genggam pupuk NPK. Setelah itu perlu diberi pelindung.
2.4.6
Penanaman
Penanaman
jambu air dapat dilakukan di pot/di kebun, Jika yang digunakan adalah bibit
cangkokan maka penanaman batang lebih dalam agar pohon bisa tumbuh secara kuat.
A.
Penentuan Pola
Tanam
Bibit jambu air dikebun dapat ditanam dengan pola
tanam/jarak tanam 8 x 8 m.
B.
Pembuatan Lubang
Tanam
Lubang tanam sebaiknya dibuat pada akhir musim
kemarau/menjelang musim hujan, agar pada saat mendekati musim hujan, tanaman
sudah berdiri. Dengan demikian tanaman baru (pada musim hujan) tidak perlu
disiram 2 kali sehari. Penyiapan lubang tanaman terdiri dari:
1) mula-mula tanah digali di tempat yang sudah ditentukan;
2)
ukuran lubang
ukuran lubang: panjang x lebar x dalam = 60 x 60 x 60 cm. atau panjang x lebar
x dalam = 1 x 1 x 0,5 m.
C.
Cara
Penanaman
Bibit jambu air ditanam ke dalam lubang tanam berukuran 60 x 60 x
60 cm. Perlu memperhatikan kedalaman penanaman dan waktu penanaman sebaiknya
dilaksanakan persis pada awal musim hujan dan pada sore hari.
2.4.7
Pemeliharaan
A.
Pemupukan
Agar tumbuhan
subur dan produksi baik, tanaman jambu harus diberi pupuk , dosis pupuk berbeda
antara tanaman muda dengan tanamna yang sudah menghasilkan buah. Dosis pupuk
untuk tanaman muda iyalah pupuk kandang 5 kg, Urea 40 gr, TSP 40 gr, KCL 20 gr
pertahun. Adapun dosis pupuk untuk tanaman yang sudah menghasilkan ialah pupuk
kandang 50kg, Urea 200 gr, TSP 300 gr, dan KCL 400 gr. Pupuk diberikan dengan
cara dibenamkan dalam tanah yang digali disekelilingi tajuk tanaman. (Ir. Nazarudin dan Ir. Fauziah Muclisah, 1994).
B.
Penyiraman.
tanaman jambu
muda baru ditanam peka terhadap perubahan mendadak, oleh karena itu, penyiraman
untuk menjaga kelembapan harus dilakukan
secara teratur, bila dilokasi penanaman amat panas maka bibit yang baru
ditanam perlu diberi naungan hingga tanaman tumbuh kuat. (Ir. Nazarudin dan Ir. Fauziah Muclisah, 1994).
C.
Penyiangan
Penyiangan
rumput – rumputan liar yang tumbuh disekelilingnya perlu juga dilakukan. Saat
penyiangan, juga dilakukan pencangkulan agar tananh menjadi gembur (Ir.
Nazarudin dan Ir. Fauziah Muclisah, 1994).
D.
Pemangkasan
Pemangkasn
dilakukan apabila tinggi tanaman sudah lebih dari 1 m atau apabila dilihat
pertumbuhan cabang nya sudah mengarah tidak beraturan. Biasanya pemangkasan
bentuk dilakukan saat bibit sudah 8 bulan ditanam. Pemangkasan dilakukan diatas
ruang batang setinggi 60 – 75 cm dari permukaan tanah. Selanjutnya akan
terbentuk tunas – tunas baru. Tunas dibiarkan menjadi cabang yang agak besar,
kemudian 3 cabang terbaik ditinggalkan sebagai cabang utama. Tahun ke 2 tanaman
dipangkas lagi sepanjang 30 cm diatas pangksam tahun pertama dan dipelihara 3
tunas terbaik. Demikian seterusnya sehingga diperoleh tajuk tanaman yang baik.
Selain pemangkasan bentuk, juga dilakukan pemangkasan pada tanaman yang terlalu
rimbun. Tunas dan daun muda muda sekali tumbuh, terutama pada saat musim hujan.
Untuk itu dikurangi daun dan cabang agar sinar matahari mampu menembus bagian
dalam tanaman. Hal itu penting karena
tanaman terlalu rimbun, produksi buah kurang optimal. Cabang atau tunas yang
akan mati akibat serangan hama atau penyakit sebaiknya dibuang.
Tanaman jambu
yang dipelihara dengan baik akan berproduksi terus menerus hingga berumur
puluhan tahun. Bila batang tanaman sudah terlalu tua maka perlu diremajakan.
Peremajaan dilakukan dengan cara batang utama dipotong hingga tinggal 1 – 1,5
m. Sisakan pula 1 -2 cabang agar tanaman tetap tumbuh. Setelah tumbuh beberapa
tunas baru, dipilih 2-3 tunas terbaik
pertumbuhanya. Kemudian pada tunas yang dipilih ini dilakukan pemengksan yang
mengarah kepada pemangkasan bentuk seperti telah dijelaskan diatas . (Ir. Nazarudin dan Ir. Fauziah Muclisah, 1994).
E.
Pengendalian Hama Dan Penyakit
Beberapa
hama penyakit yang sering menyerang
tanaman jambu adalah sebagai berikut :
Buah jambu yang
masak terllihat busuk, jika dibelah sering ditemukan ulat ulat kecil. Ulat ini
larva lalat buah (Docus spl). Cara mengendalikanya adalah buah muda
dibungkus kertas senam . rumput atau sampah disekitar tanaman sebaiknya
dibersihkan agar tidak menjadi sarang lalat buah ini. Tindakan pengasapan juga
dapat dilakukan agar lalat buah terusir.
Daun tanaman jambu terlihat berlubang dan bekas ada
gigitan kadang – kadang daun habis tinggal tulang daunya saja. Gejala tersebut
disebabkan oleh ulat daun (Caera angulata). Penyemprotan sevin 85 s atau
Dutsban 20 EC merupakan tidak pengendalaian dosis penyemprotan ialah 2 -3 cc/
liter.
Bercak bercak daun kehitaman pada
daun jambu menyebabkan daun sulit berfotosintesis dengan baik. Penyebabnya
adalan cendawan jelaga (Capnodium sp), penyakit ini datang bersama kutu
kutu yang menyerang tanaman. Dengan mengendalikan kutu berarti juga
mengendalikan serangan embun jelaga. Tanaman dapat disemprotkan sevin dengan
dosis 1 – 2 g/ liter air atau bayrusil
dengan dosis 2 cc/ liter sebagai pembasmi kutu. Pembasmian candawan jelaga
sangat sulit. Akan tetapi dapat dicoba dengan penyemprotan. Dithane M 45 dosis 2 g/liter air. (Ir. Nazarudin dan Ir. Fauziah Muclisah, 1994).
2.5 Varietas
Tanaman Jambu Air
A.
Jambu Air Kaget
Jambu air ini memiliki ciri khas warna yang terpadu antara hijau
dan merah . warna yang dominan adalah warna hijau dan dihiasi serabut warna
kemerahan. Rasa jambu air kaget ini sangat manis. Adapun bobot buahnya bisa
mencapai 50 sampai 75 gram. Buah ini cukup unik sebab kadang dijumpai dengan
biji dan sering juga tidak. Jika dibudidayakan, ia akan berbuah pada saat umur
dua tahun sejak penanaman.
B.
Jambu Air Black Diamond
Jambu yang satu ini sama dengan nama nya, memiliki warna merah
pekat hingga tampak menghitam. Rasanya yang sangat manis. Adapun bobotnya bisa
mencapai 150 gram perbuiah. Ia tak memiliki biji dan juga berbuah 2 tahun
setelah tanam.
C.
Jambu Air Citra
Jambu yang satu ini merupakan buah asli indonesia. Ia memiliki
warna buah merah tua dan bentuknya seperti lonceng kecil. Bobot perbuahnya bisa
mencapai 200 gram. Ia didominasi jenis yang tidak berbiji dan mulai berbuah
setelah 2 tahun tanam.
D.
Jambu Air pink rose apple
Buah ini memiliki paduan warna kulit yang unik. Warna yang
mendominasi adalah pink atau merah muda dengan semburat warna hijau yang samar.
Bobot buahnya bisa mencapai angka 300 gram. Rasanya sangat manis dan segar.
Istimewanya, kadar airnya cukup tinggi. Jika dibudidayakan, ia akan berbuah
pada umur 2 tahun setelah tanam.
E.
Jambu air king rose apple
Buah ini memiliki warna merah muda atau pink. Bobotnya bisa
mencapai 350 gram. Ia ditemukan tanpa biji dan rasanya sangat manis dan segar,
jika dibudidayakan ia akan berbuah pada umur 2 tahun setelah penanaman.
F.
Jambu Camplong
Jambu yang disebut juga jambu madura merah datang dari desa
camplong, sampang, madura. Struktur buahnya halus serta empuk bila digigit.
Terasa manis. Warna buah amat menarik, yakni merah agak menyala serta terlihat
ada garis garis hijau kecoklatan. Bentuk buah condong kebulat atau segitiga.
Berat buah bisa mencapai 100 gram. Ukuran besarnay besar dengan panjang ± 5 cm.
Lebar pangkal 4 cm, serta lebar ujung 1,5 cm. Tiap tiap buah mempunyai 1-2
biji.
G.
Jambu Madura Putih
Jambu ini berasal dari desa cemplong, Sampang, Madura. Dibanding jambu
madura merah, jenis ini mempunyai struktur buah agak padat hingga agak keras
terasa bila digigit. Tetapi rasanya terasa lebih manis dibanding jambu madura
merah, meskipun buahnya masih muda. Apabila jambu ini sudah tua ataumasak maka
warna buahnya menjadi putih. Oleh karena itu buah ini dikenal dan sering
disebut dengan nama jambu madura putih. Ukuranya serta wujud dan bentuknya
mirip dengan jambu madura merah.
H.
Jambu Klampok Madura
Jambu ini datang dari desa Klampok, madura , jawa timur. Daerah
asalnya inilah yang dijadikan nama jambu ini. Ciri khasnya terdapat pada wujud
buahnya yang agak membulat dengan lebar pangkal buah kurang lebih7 cm serta
lebar ujungnya kurang lebih 5 cm. Apabila masak buahnya dapat terus berwarna
hijau dengan semburat merah. daging buahnya terasa manis, namun ada sedikit
rasa kesat. Produktivitas jambu ini tidak lebat, namun tetap tergolong banyak.
Tiap – tiap buah dari jambu ini memiliki 1-2 biji.
I.
Jambu Lonceng
Jambu ini memiliki bentuk layaknya lonceng. Sampai saat ini asal
usulnya belum diketaui. Keistimewaanya tedapat pada dompolan buahnya yang dapat
menahan sejumlah 30-50 buah. Warna merah yang sangat menarik. Bentuk buahnya
segitiga membulat, meruncing pada bagian pangkal serta membulat dari bagian
tengah ke ujungnya. Panjang kurang lebih 5 cm serta diameternya 4 cm. Daging
buanya tidak tebal serta memiliki banyak kandungan air. Terasa manis dan jenis
ini mempunyai biji.
J.
Jambu Lilin Hijau
Jambu lilin hijau adalah tanaman hasil dari
cikampek, jawa barat. Keunggulanya tidak berbeda dengan jambu lilin merah,
yaitu terasa manis serta produksinya tinggi. Tetapi, rasa manis ini belum dapat
dirasakan bila buah ini masih muda pad saat buah muda dimakan akan terasa
sepat, produksi buah jambu lilin hijau lebih banyak apabila dibanding jambu
lilin merah. jamb lilin hijau memiliki bentuk seperti jambu lilin merah.
warnanya hijau gelap. Buahnya berdiameter 3,2 cm, panjang 4,5 cm. Serta
memiliki 1-2 biji.
K.
Jambu Apel
Jambu apel yang buahnya mirip sekali dengan apel
amat gampang dibedakan dari jenis jambu air yang lain. Buahnya senantiasa
mempunyai bekas kelopak berwarna merah yang amat kontras dengan warna buah yang
putih violet. Apabila diperhatikan, sesungguhnya jambu ini secara alami
mengalami tiga kali pergantian, sesungguhnya jambu ini secara alami mengalami
tiga kali pergantian warna, yakni hijau waktu muda, putih apabila tua, dan
putih violet apabila masak. Daging
buahnya bertekstur keras serta terasa manis. Ukuran buahnya terhitung sedang,
tiap tiap kg nya diisi 15 buah. Buahnya ada yang berbiji dan ada juga yang
tidak.
L.
Jambu Sakulayu
Jambu ini dikenal juga dengan sebutan jambu loreng
sakulayu. Dari namanya sudah tentu sudah bisa ditebak asalnya, yaitu wilayah
sukaluyu, bandung. Keunggulan jambu ini terdapat pada karakternya yang disebut
perpaduan dari jambu air serta jambu bol. Memiliki bentuk serupa jambu bol,
namunteras layaknya jambu air biasanya. Jenis ini memiliki ukuran buah terbesar
diantara jenis jambu air lain. Beratnya
saja bisa meraih meraih 130 gram. Warna nya amat menarik, yakni bergaris garis
merah serta putih. Daging buahnya sangat padat serta kandungan airnya banyak. Periode
produksi dapat 2 kali setahun.
2.6
Pasca
dan Panen
Panen buah jambu yang masak memiliki ciri warna yang berbeda
tergantung jenisnya , akan tetapi ciri ciri umum jambu siap panen biasanya
sama. Ciri ciri itu adalah sebagai berikut :
1.
Ukuran
buah yang sudah mencapai maksimal atau tidak bertambah besar lagi.
2.
Buah
sudah manis, segar, dan tidak kelat lagi.
3.
Terjadi
perubahan warna pada kulit buah, sedangkan untuk jenis tertentu buah menjadi
merah atau putih.
Apabila buah jambu di panen terlalu tua maka akan busuk. Kadang
kadang buah jambu tua jatuh sendiri dari pohon, oleh karena itu perlu
pengawasan yang tepat untuk menentukan saat panen. Beberapa petani jambu
melakukan dengan cara panen borongan 1 – 2 kali saja dalam satu musim.
Panenan jambu dilakukan dengan hati hati agar tidak jatuh ketanah
atau lecet. Kadang kadang dibawah pon jambu dibentangkan kain atau jaring
sebagai penangkap jambu yang jatuh saat dipetik (Ir. Nazarudin dan Ir. Fauziah
Muclisah, 1994).
2.6.1
Cara panen
Buah
dipetik dari tangkainya dengan hati hati jangan sampai rusak, apalagi jatuh.
2.6.2
Periode
Panen
Masa berbuah
jambu air biasanya lebih dari 1 kali dalam setahun, tergantung pada keadaan
lingkungan.
Pasca panen
1.
Jambu
yang sudah dipetik dikumpulkan ditempat yang teduh
2.
Pemilihan
(sortasi), pilih dan pisahkan buah yang bagus dengan buah yang rusak.
3.
Pencucian,
cuci jambu diair yang mengalir.
4.
Penirisan, buah ditiriskan dalam tempat atau
keranjang buah ditempat yang teduh
5.
Penyimpanan,
simpan buah jambu air ditempat yang dingin agar tahan lama. (Aminudin , 2010)
BAB III
METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN
3.1
Tempat
dan waktu pelaksanaan PKL
Lokasi praktek kerja lapangan (PKL) ini dailaksanakan dilahan cv.
Agro utama mandiri lestari kediri yaitu didesa mangunrejo, kec. Ngadiluwih,
kab. Kediri. Pkl dilaksanakan pada tanggal 15 februari 2016 sampai tanggal 6
maret 2016. PKL ini dilaksanakan pada hari senin sampai hari sabtu dalam waktu
3 minggu (21 hari).
3.2
Metode
PKL
Pada metode praktek kerja lapangan ini dilakukan menggunakan 2 cara
, yaitu sebagai berikut :
3.2.1
Magang
Merupakan sarana kegiatan belajar bagi
mahasiswa dalam berpartisapasi dengan tugas langsung dilembaga BUMN, BUMD, CV,
Perusahaan Swasta, maupun instansi Pemerintahan, praktek kerja lapangan ini
dilaksanakan pada CV. Agro Utama Mandiri Lestari pembibitan tanaman buah dan
tanaman hias. Dalam kegiatan PKL ini mahasiswa diwajibkan mengikuti serangkaian
program yang dilakukan oeh CV khususnya dibidang produksi perbanyakan tanaman buah, dengan harapan pada akhirnya
mahasiswa mampu dalam mengamati, mengkaji serta mengaplikasikanya dalam
kegiatan dilapangan.
3.2.2
Interview
Dalam memperdalam pengetahuan dan
informasi yang berhubungan denganproses dan tahap dalam produksi perbanyakan
tanaman jambu air pada cv. Agro utama amandiri lestari perlu adanya komunikasi
(interview) lansung, baik langsung dilakukan pada pembimbing lapangan (teknis)
, interview sangat penting dilakukan guna mendapat ilmu, keterampilan maupun
data –data tugas dimaksud.
Daftar jadwal kegiatan harian PKL di CV. Agro Utama Mandiri Lestari
Kediri mulai tanggal 15 februari 2016- 5 maret 2016
3.3
Daftar
jadwal kegiatan PKL di CV. Agro Utama Mandiri Lestari Mulai dari tanggal 15
februari – 5 maret 2016.
No
|
Tanggal
|
Uraian
Kegiatan
|
1
|
15 februari
2016
|
-
Sanitasi
-
Transplanting
|
2
|
16 februari
2016
|
Transplanting
|
3
|
17 februari
2016
|
Sanitasi
|
4
|
18 februari
2016
|
-
Sanitasi
-
transplanting
|
5
|
19 februari
2016
|
Penyortiran bibit (durian, rambutan dan nangka) yang akan didistribusikan.
|
6
|
20 februari
2016
|
Sanitasi lahan
|
7
|
22 februari
2016
|
-
sanitasi
-
transplanting
|
8
|
23 februari
2016
|
Pemindahan pohon klengkeng ke lahan
|
9
|
24 februari
2016
|
Pemasangan paranet
|
10
|
25 februari
2016
|
Penyemaian bibit klengkeng
|
11
|
26 februari
2016
|
Sambung pucuk ( Grafting)
|
12
|
27 februari
2016
|
Pemindahan pohon klengkeng ke lahan
|
13
|
29 februari
2016
|
Pemindahan pohon klengkeng ke lahan
|
14
|
01 maret 2016
|
Pemindahan (pot tidak terpakai) ke lahan
|
15
|
02 maret 2016
|
Penanaman pohon mangga di lahan
|
16
|
03 maret 2016
|
-
Penanaman
pohon mangga
-
Pemindahan
pohon klengkeng
|
17
|
04 maret 2016
|
-
Penanaman
pohon mangga
-
Pengairan
|
18
|
05 maret 2016
|
-
Membuat
lubang instalasi pengairan
-
Pengairan
|
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Profil
perusahaan (CV)
Agro utama mandiri lestari yang beralamat didesa mangunrejo,
kecamatan ngadiluwih, kabupaten kediri
adalah CV yang bergerak dibidang
perbanyakan bibit tanaman buah dan tanaman hias dengan siup
193/13-27/PK/VI/2005 dengan dagangan utama agrobisnis/Holtikultura dan BPSP
202/UPT/PS/BTPH/PRD/ KDR/2010. Pada tahgun 2007 ditunjuk dari balai besar
pelatihan pertanian (BBPP) ketindan malang sebagai pusat pelatihan pertanian
dan pedesaan swadaya (P4S) yang merupakan lembaga pendidikan dibidan pertanian
yang dimiliki dan dikelola oleh petani baik perorangan maupun kelompok. P4S
bukan milik pemerintah, sementara peran pemerintah memberi fasilitas agar
pengelolaan, pertumbuhan dan perkembanganya dapat berjalan dengan baik sehingga
nantinya dapat menjadi mitra pemerintah dalam upaya meningkatkan sumber daya
manusia (SDM) khusunya dalam bidang pertanian. Pemimpin (CV) maupun P4S agro
Utama Mandiri Lestari adalah Bapak Tarwa Mustopa, S.P dengan pendidikan S1
pertanian/Agronomi. Pelatihan yang pernah diikuti adalah antara lain
perancanaan pelaksanaan SOP tanaman oleh Direktorat Hortikultura 07 Desember
2007 di Depok Jakarta, Management P4S oleh BBPP ketindan Malang dan Management
Pengurus P4S se-Jawa Timur oleh UPT DIKLAT PERTANIAN NGANJUK serta Juara
Agribisnis se-Jawa Timur. Dalam pengolaanya, banyak yang mengakui kwalitas
pemaganga yang dihasilkan oleh P4SAgro Utama Mandiri Lestari. Pemagang- pemagang
tersebut diantaranya, dari sekolahan pembangun pertanian (SPP) Negri
Kediri, politeknik politeknik pertanian
negeri jember, fakultas pertanian (UNIBRA) Malang, UNISKA kediri, SPP negri
Samarinda, SMK N 1 Gondang, SMK N 1 TulungAgung dan berbagai kalangan petani
se-Wilayah Kediri serta purna kerja Karyawan PT. Gudang Garam Kediri.
4.2
pembahasan
kegiatan
Pelaksanaan PKL ,
Diawali dengan orentasi lapangan kemudian budidaya pembibitan tanaman jambu
Air, Sambung Pucuk Pada tanaman jambu air serta mempelajari proses pemasaran di
CV. Agro Utama Mandiri Lestari .
A.
Teknik
perbanyakan Batang secara sambung (Grafting).
Menurut wudianto (2002), cara memperbanyak tanaman banyak ragamnya,
mulai yang sederhana sampai yang rumit, ada yang tingkat keberhasilanya tinggi,
ada pula yang rendah. Ini semua tergantung pada beberapa faktor, misalnya cara
perbanyakan yang kita pilih, jenis tanaman, waktu memperbanyak, keterampilan
pekerja dan sebagainya. Perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi tiga
yaitu : perbanyakan secara vegetatif , generatif dan vegetatir – generatif.
Untuk menghindari rasa buah yang mengecewakan biasanya menggunakan
teknik perbanyakan dengan sambung (grafting). Grafting ini bukan sekedar
pekerjaan menyisipkan dan menyambung suatu bagian tanaman, seperticabang, tunas
atau pada akar tanaman yang lain. Melainkan sudah merupakan suatu seni yang
sudah lama dikenal dan banyak variasinya. Sharlock’s (1672) dalam Wudianto
(2002) menyatakan bahwa seni grafting ini telah digemari sejak dua abad yang
lalu, sekitar abad ke -15 dam menggambarkan betapa pelik dan banyaknya ragam
dari seni garfting ini. Disamping itu Thouin dalam Wudianto (2002) mengatakan
bahwa ada 119 bentuk garfting . dari sekian banyak grafting digolongkan menjadi
3 golongan besar , yaitu.
1.
BUD-
Grafting atau Budding yang dikenal istilah okulasi.
2.
Setion
Grafting, lebih populerdan Grafting saja, yaitu sambung pucuk atau enten
3.
Grafting
By Approach atau Inaching, yaitu cara menyambung tanaman sehingga batang atas
dan bawah masih berhubungan dan akar masih berhubungan dengan akarnya masing
masing.
Penyambungan disini berarti penyatuan antara batang atas (sepotong
cabang dengan 2 atau 3 tunas vegetatif) dengan batang bawah yang sehingga
gabungan ini ini bersama sama membentuk individu yang baru. Batang bawah
disebut Root stock atau bahasa belandanya under stam. Ciri dari batang ini
adalah batang masih diengkapi dengan akar, sedangkan batang atas yang disambung
sering disebut entris atau scion. Batang atas dapat berupa potongan batang atau
bisa juga batang pohon induk , kadang kadang untuk penyambungan ini memerlukan
batang perantara (inter- stok). Akar batang atas dan batang bawah merupakan
perpaduan yang kekal, maka sebaiknya dipilih batang atas dan batang bawah yang
masih mempunyai hubungan keluarga yang dekat. Hal demikian tidak selamanya
benar , klasifikasi botani biasanya hanya hanya bedasarkan sifat sifat
reproduksinya sedangkan penyambungan justru yang dipertimbangkan adanya
persamaan vegetatif.
4.3
alat
dan bahan
A.
alat
alat yang digunakan dalam kegiatan praktek kerja lapangan
meliputi:
buku tulis,
bulpoint, kamera, gunting, pisau/cutter/silet, plastik es lilin.
B.
Bahan
Bahan yang
digunakan dalam praktek kerja lapangan ini meliputi :
Bibit
jambu air, enters/ batang atas, batang bawah/ understam, Tali plastik es lilin.
4.4
Macam
Macam Penyambungan.
Wudianto
(2002), teknik budidaya tanaman terdiri dari :
1.
Penyusun
2.
Sambung
lengkung
3.
Sambung
lidah
4.
Sambung
pelana
5.
Sambung
pucuk (enten)
6.
Sambung
baji (wedge grafting)
7.
Sambung
Baji terbalik (interved wedge grafting)
8.
Sambung
Cumeti
9.
Sambung
celah lidah (Whip dan tongue grafting)
4.5
Faktor-
faktor yang mempengaruhi keberhasilan
sambungan.
Menurut
Supriyanto, Arry (1989), faktor yang mempengaruhi keberhasilan sambungan antara
lain.
1.
Scion
yang dijadikan bahan sanbungan tersebut tiadak cacat dan masih dalam keadaan
segar, tidak terlalu tua dan tidak telalu muda serta bebatang bulat.
2.
Grafting
tidak terkena teri sinar matahari langsung maupun air hujan.
3.
Bagian
sambungan cambium harus menempel seerat mungkin, paling tidak salah satu dari
bagianya.
4.
Pisau
dan gunting yang digunakan untuk kegiatan sambung ini tajam dan tidak berkarat
agar sambungan tidak terifeksi oleh
penyakit.
5.
Dikerjakan
dengan secepat mungkin, dengan kerusakan minimum pada cambium, dan usahakan penyayatan
pada scion jangan sampai berulang ulang.
6.
Usahakan
untuk menjaga bagian yang teluka, baik pada scion maupun pada rootstock agar
tetap dalam keadaan lambab.
7.
Bagian
sambungan harus dijaga dari kekeringan sampai beberapan minggu setelah
penyambungan.
Menurtu Supriyanto, Arry (1987), pemeliharaan setelah penyambungan
adalah sebaga berikut :
1.
Setelah
scion mengeluarkan tunas dengan ketinggian tunas kurang lebih 3 cm plastik yang
mengerudungi grafting dibuka dengan menggunting sudut plastik sedikit demi sedikit
supaya
tunas yang baru tumbuh tidak kepanasan, sampai tunas itu kuat terhadap terik
matahari.
2.
Usahakan
rookstock dalam kondisi lembab, jangan sampai kekeringan dengan menyiram
rootstock bila kering.
3.
Lepas
bila pita pengikat sambungan pada saat sambungan telah bertunas dan telah
bersatu antara cambium batang bawah dengan batang cambium batang atas.
4.
Hilangkan
tunas tunas yang tumbuh pada rootstock hingga makanan dan energy bisa terfokus
untuk keberhasilan penyambungan.
5.
Sangga
tanaman tersebut jika tanaman tidak cukup kuat untuk menyangga dirinya sendiri.
4.6
Pemasaran
Bibit Jambu Air
A.
Persaingan
dan peluang pasar
Argo Utama Mandiri Lestari, P4S. (2008) persaingan tanaman bibit
tanaman buah diindonesia belum terasa menyulitkan para penakar bibit saat ini.
Penakar bibit bersertifikat umumnya tidak takut kehilangan pelanggan karena
bibit yang dijual adalah bibit yang berlabel dan terjamin kuwalitasnya. Jumlah
penakar bibit bersertifikat diindonesia cukup banyak namun pesaing tidak terlihat. Hal inidisebabkan
adanya system kekeluargaan yang terjamin erat antar seesama penakar. Sebagai
contoh apabilaterdapat permintaan dalam jumlah sekala besar dan tidak dapat
dipenuhi oleh penakar maka penakar tersebut akan meminta suplai dari penakar
lain. Menurut para penakar bibit tanaman buah masih diminati oleh konsumen.
Bibit yang diproduksi penakar umumnya terjual 70-100% dari total terjual
produksi bibit apabila terdapat bibit yang tidak terjual pada tahun tersebut ,
bibit masih dapat dipasarkan pada tahun berikutnya. Buah yang masih sangat
digemari oleh masyarakat luas dan bermanfaat banyak. Untuk mendapat bibit
dibutuhkan waktu yanga lama dan banyaknya pohon yang sudah tidak produktif
lagi, kebutuhan bibi farietas unggul dan bersertifikat yang terus meningkat.
Namun jumlah penakar bibit yang mendapat pembinaan dari departemen pertanian RI
. oleh karena itu peluang pasar untuk usaha pembibitan tanaman buah buahan saat
ini cukup bagus.
B.
Harga
bibit
Harga bibit tanaman buah- buahan ditentukan oleh
tingginya tanaman dan system penjualan. Eceran atau borongan.harga jual bibit
jambu air di bedakan menjadi dua yaitu harga eceran dan harga grosir. Harga
pengecer ketinggian 50cm dihargai berkisar 20-30rb, harga grosir ketinggian 50
cm dihargai berkisar 10-15rb, sampai
tinggi tanaman maka harga semakin tinggi. Biaya angkut dalam kota per kiriman
50-70rb.
C.
Proses
pemasaran bibit
Dalam pemasaran
bibit tanaman buah tidak menemukan kendala. Di CV. Agro Utama Mandiri Lestari
kediri, pemasaran bibit tanaman jambu air bahkan semua bibit tanaman buah dan
hias tidak sulit artinya pembeli sudah datang sendiri baik tengkula maupun
konsumen langsung, kadang konsumen
meminta bantuan kepada dinas pertanian untuk mencari penakar bibit tanaman
buah. Pemasaran di Agro Utama Mandiri Lestari sudah mencakup seluruh indonesia
bahkan manca negara. pemasaran bibit tanaman buah melalui beberapa cara, yaitu
penjualan langsung ke konsumen (perorangan), da penjualan melalui pedagang
(perantara, pengecer), kemudian kekonsumen (lembaga, perusahaan, kelompok, atau
perorangan) dan juga dengan cara pemasangan papan reklame, melalui media masa
televisi, maupun surat kabar, lewat internet, lewat selebaran,dan juga dari
mulut ke mulut dari konsumen yang pernah membeli bibit di CV. Agro Utama
Mandiri.
Penjualan
sebagian besar melaui padagang (perantara, pengecer) dan hanya sebagian kecil
saja yang dijual secara langsung kekonsumen. Bibit yang dijual keluar daerah
umumnya melewati karantina dari BPSB terlebih dahulu agar bibit tersebut memperoleh label ,dan jaminan
mutunya. System pembayaran dilakukan secara kontan atau cicilan tergantung dari
kesepakatan. Namun umumnya penangkar menggunakan sistem pembayaran kontan. Hal
ini dikarenakan penglaman buruk yang menimpa penangkar. Untuk pembayaran
cicilan, penangkar mensyaratkan kepada calon pembeli untuk memberi uang muka
50% dari total pembelian bibit dan sisanya harus dibayar lunas saat barang tiba
di calon pembeli. Sedangkan proses pengirimanya menggunakan mobil bak untuk
kapasitas bibit yang lumayan banyak dan digunakan dalam kota maupun luar kota,
D.
Kendala
pemasaran
Bedasarkan
hasil wawancara dengan penekar bibit, masalah yang dihadapi adalah
ketergantungan pemasaran bibit terhadap order/pesanan. Sebagian besar pemasaran
bibit melaui pedagang pengecer/ pedagang perantara dan hal ini menimbulkan
kesulitan kesulitan lain. Kesulitan tersebut antara lain harga jual bibit yang
tidak ditentukan oleh penakar tetapi oleh pedagang. Selain itu informasi
permintaan diterima tidak langsung ke penakar tetapi melewati pedagang
:pengecer/ pedagang perantara terlebih dahulu. Hal ini tersebut sering kali
menjadi kendala bagi sebagian penakar mengenai kelanjutan usaha dimasa-masa
yang akan datang apabila terjadi penurunan jumlah pesanan. Seperti diketahui
bahwa bibit tanaman buah yang dijual secara langsung kepada pembeli di showroom
hanya berkisar 10%.
Untuk mengatasi
masalah tersebut, pembentukan asosiasi penakar bibit perlu dilakukan, meskipun
terdapat sistem kekeluargaan antar penakar namunketerikatan tersebut tidak
tertulis dan tidak mempunyai kekuatan hukum. Asosiasi berfungsi menyediakan
informasi mengenai permintaan bibit dan perkembangan harga bibit buah buahan,
mengadakan promosi untuk memperkenalkan penakar bibit kepada pembeli melalui
pameran, bazar atau media lainya.
4.7
Teknik
Perbanyakan Tanaman Jambu Air.
1.
Siapkan
bibit bawah yang berumur 1 tahun. Potong tangkai yang tidak digunakan.
Gambar 1. Batang bawah yang akan disambung
2.
Pemilihan
enters dari indukan yang sehat.
Gambar 2. Pemilihan enters
3.
Batang
bawah dipotong dengan tinggi 25 – 30 cm diatas permukaan tanah dan belah
Gambar
3. Bibit yang sudah di belah
4.
Penyayatan
pangkal enters menyerupai huruf “V”.
Gambar 4. Pangkal enters
5.
Batang
atas dimasukan ke dalam belahan batang bawah. Usahakan kabium bawah dan atas
bersentuhan.
Gambar 5. Penyatuan batang atas dan batang bawah
6.
Pengikatan
dengan tali plastik, dari bawah keatas , agar air tidak masuk ke celah
sambungan dan memperkuat sambungan.
Gambar 6. Pegikatan dengan plastik es lilin.
7.
Bibit
yang sudah di sambung dan diikat.
Gambar 7. Bibit yang sudah diikat
8.
Kemudian
sambungan ditutup dengan plastik es lilin, untuk menghindarin penguapan.
Gambar 8. Bibit sambung pucuk yang ditutup dengan plastik
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan.
Dengan diadakan praktek kerja lapangan (pkl) yang dilaksanakan di
CV Agro Utama Mandiri Lestari, ini mahasiswa bisa mengetahui macam macam
perbanyakan. Perbanyakan ini dilakukan guna menghasilkan persilangan dari
berbagai macam varietas.
Dari hasil pengamatan dan pembahasan didapat d=beberapa kesimpulan
sebagai dibawah ini :
1.
Tanaman
jambu air dapat di budidayakan dengan cara metode sambung pucuk
2.
Metode
perbanyakan tanaman jambu air dengan sambung pucuk dapat menghasilkan buah
relatif lebih cepat.
3.
Dalam
metode sambung pucuk dapat dipaengaruhi oleh beberapa faktor faktor yang dapat
menggagalkan metode sambung pucuk.
4.
Hasil
dari sambung dapat menghasilkan buah sesuai dengan permintaan.
5.2
Saran.
Bedasarkan hasil pengamatan dan kesimpulan disarankan
1.
Untuk
menghasilkan tanaman jambu air dengan metode sambung pucuk yang bagus harus
memperhatikan faktor faktor antara lain : bibit yang digunakan tidak boleh
cacat atau terlalu tua, pisau dan gunting tidak boleh berkarat atau terinfeksi
penyakit, usahakan tidak terkena sinar matahari langsung maupun air hujan,
bagian sambungan cambium haurus menempel erat, hindarkan kekeringan dll.
2.
Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari mekanisme buah tanaman jambu
air hasil sambung pucuk yang lebih mudah dan cepat untuk mendapatkan 100% dan
metode sambung pucuk.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1996. Bertanam Pohon Buah Buahan 2. Penerbit kansisius.
Yogyakarta
Aminudin, 2010. “Budidaya buah diluar musim, sarana Ilmu Pengetahuan,
Bandung
Anonymus, 2012. Syarat tumbuh tanaman jambu air
.blogspot.com. ( diakses pada tanggal 15 maret 2016)
Anonymus, 2013. Jenis- jenis jambu
air
(diakses
pada tanggal 15 maret 2016)
Guntur, Henny. (1985). Jambu baron
.jakarta, asri
Hariyanto, P. Bambang. 1993. Jambu
air Jenis, perbanyakan dan perawatan.
Penebar
swadaya jakarta
Kanisius, Aksi Agraris, 1980
“Bertanam Pohon Buah-Buahan”
Mustopa, Tarwa. 2008. Laporan
Penelitian Pedesaan Swadaya Kediri. Kediri
Sarwono B. 1990. “Jenis -jenis
jambu air top” Trubus, jakarta.
Sharock’s 1672 dalam Wudianto 2002
“Sambungan (Grafting)”. Yogyakarta.
Thouin dalam Wudianto 2002.
“Perbanyakan Vegetatif”. Yogyakarta
Yayasan Kanisius, Yogyakarta .
1987, “Bertanam Jambu air” Trubus, Jakarta.
Comments
Post a Comment